Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai membuka siapa yang akan disebut paling bertanggungjawab terkait skandal bail out Bank Century, Rp 6.7 triliun. Melalui salah seorang anggota pansusnya, Andi Rahmat, fraksinya dalam pandangan akhir akan menyebut nama Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani.
"Nama yang bertanggungjawab akan kita sebutkan, Boediono (Gubernur BI) dan Sri Mulyani (Ketua KSSK). Itu konsekuensi jabatan seseorang. Dalam kasus ini apa boleh buat sebab kita temukan pelanggaran. Kami mengambil kesimpulan berdasarkan data, kami siap buka data itu asal tidak dimuat di koran-koran," kata Andi Rahmat dalam diskusi di DPR, Jumat (19/2/2010).
Dikatakan, bangsa Indonesia sudah tahan dengan tekanan. Saat Soeharto jatuh, katanya, bangsa ini tahan. Begitu juga saat Gus Dur jatuh tidak ada apa-apa dan biasa saja.
"Kadang semua terlalu didramatisir seakan-akan hal buruk akan terjadi. Pemilu 2004 dan 2009 aman dan tidak berdarah-darah. Ada pernyataan kalau Sri Mulyani diganti maka ekonomi rusak, itu bentuk dramatisasi. Saya lebih senang kalau Achsanul Qosasih menjadi Menkeu atau sebagai orang Makasar saya akan setuju jika Amir Syamsudin menjadi wakil presiden," katanya diplomatis.
"Pansus (skandal Bank Century) ini adalah proses biasa, dan kalau ada wakil presiden dimakzulkan maka presiden punya hak untuk mengusulkan 2 nama. Tolong kita melihat perkara ini jangan terlalu didramatisir. Nah, lobi itu biasanya menjelang akhir pengambilan keputusan, dan kami mencoba mengimbangi itu. Kami mencoba berkeliling menemui Hasyim Muzadi, Wiranto dan lain-lain. Yang membuat bangsa ini bertahan adalah semangat demokratis namun tidak disadari oleh lembaga-lembaga negara," urainya.
"Kami tidak berpikir Boediono akan digantikan siapa, kami akan menjadi apa, yang kita mau adalah check and balances," tandas Andi Rahmat.
No comments:
Post a Comment